Senin, 02 September 2024

MENGENAL PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK) DAN PENGOBATANYA

Gambar Menggunakan alat bantu pernapasan

 


Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada paru-paru yang berlangsung dalam jangka panjang. PPOK umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek). PPOK merupakan penyakit yang sering terjadi pada perokok aktif dan perokok pasif.

Dua kondisi ini yang paling sering berkembang menjadi PPOK adalah bronkitis kronis dan emfisema. Pada bronkitis kronis, kerusakan terjadi pada saluran pernapasan (bronkus). Sedangkan pada emfisema, kerusakan terjadi pada kantung paru-paru.

PPOK atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD) lebih sering menyerang orang yang usia paruh baya yang merokok. seiring waktu, penyakit ini akan memburuk dan berisiko menyebabkan penderitanya terkena penyakit jantung dan kanker paru-paru.

Selain itu, penyakit paru obstruktif kronis juga meningkatkan risiko penderitanya terkena COVID-19. Menurut sebuah penelitian, penderita PPOK memiliki risiko 5 kali lipat lebih tinggi terkena COVID-19 daripada orang yang tidak menderita PPOK.

Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis terjadi ketika saluran pernapasan dan paru-paru rusak serta mengalami peradangan. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ini antara lain:

    * Memiliki kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok (perokok pasif)

    * Terpapar polusi udara, misalnya dari debu jalanan, asap dari kendaraan, atau asap pabrik dan industri, bahkan sebagai salah satu efek dari global warming

    * Menderita penyakit asma, tuberkulosis, infeksi HIV, dan kelainan genetik yang menyebabkan kekurangan protein alpha-1-antitrypsin(AAT)

    * Memiliki keluarga denga riwayat PPOK

    * Berusia 40 tahun

Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis

PPOK berkembang secara perlahan dan tidak menunjukan gejala khusus pada tahap awal. Gejalanya baru muncul setalah bertahun-tahun ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru.

Sejumlah gejala yang biasanya dialami oleh penderita PPOK adalah:

    * Napas tersengal-sengal, terutama saat melakuka aktivitas fisik berlebih.

    * Batuk tidak kunjung sembuh yang disertai dahak

    * Berat badan menurun

    * Mengi (bengek)

    * Nyeri dada

    * Lemas

    * Pembengkakan di tungkai

Kapan Harus ke Dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter apabila mengalami gejala di atas, terutama jika disertai dengan keluhan sebagai berikut:

    * Demam

    * Jantung berdebar-debar

    * Bibir dan ujung jari berwarna kebiruan

    * Napas tersengal sampai tidak bisa berbicara

    * Linglung dan sulit berkonsentrasi

Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pada pasien, termasuk mencari tahu faktor pemicu yang mempengaruhi PPOK. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada paru-paru dengan menggunakan stetoskop.

Untuk memastika diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang di bawah ini:

    * Tes fungsi paru-paru, (spirometri), untuk mengukur volume udara yang dihirup dan dikeluarkan oleh pasien, serta untuk mengetahui apakah paru-paru dapat mengirimkan oksigen dalam jumlah cukup ke dalam darah.

    * Tes darah, untuk mengukur kadar protein alpha-1-antitrypsin dalam darah dan menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit lain, seperti anemia atau polisitemia.

    * Analisis gas darah arteri, untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah.

    * Pemindaian dengan foto Rontgen dan CT scan, untuk mendeteksi emfisema atau gangguan lain di paru-paru.

Selain tes-tes di atas, dokter juga dapat melakuka pemeriksaan lain untuk menentukan tingkat keparahan PPOK yang diderita pasien. Pemeriksaan tersebut dapat berupa:

    * Elektrokardiogram (EKG) DAN USG jantung (ekokardiogram), untuk memeriksa konduksi listrik dan struktur jantung.

    * Tes sampel dahak, untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi bakteri atau jamur.

Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, dokter dapat melakukan pengobatan untuk membantu meredakan gejala dan menghambat perkembangan penyakit ini. Tujuannya adalah agar pasien bisa beraktivitas dengan normal.

Berikut ini adalah beberapa metode penanganan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK):

1. Obat-obatan

Obat yang biasanya digunakan untuk meredakan gejala PPOK adalah obat hirup (inhaler) berupa:

    * Bronkodilator, seperti umeclidinium, aclidinium, salbutamol.

    * Kortikosteroid, seperti fluticasone dan budesonide

Tergantung pada kondisi pasien, dokter dapat meresepkan obat-obatan di atas sebagai obat tunggal atau obat kombinasi.

Jika obat hirup belum dapat meredakan gejala PPOK, dokter akan meresepkan obat minum berupa kapsul atau tablet, seperti:

    * Teofilin, untuk mengurangi pembengkakan di saluran napas.

    * Mukolitik, seperti ambroxol

    * Penghambat enzim fosfodiesterase-4, seperti roflumilast, untuk melegakan saluran napas.

    * Kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan di saluran pernapasan.

    * Antibiotik, jika terdapat tanda-tanda infeksi paru.

2. Terapi Oksigen

Terapi oksigen ini bertujuan untuk memberikan pasokan oksigen ke paru-paru dengan menggunakan tabung oksigen yang portable yang bisa dibawa kemana aja.

3. Rehabilitasi Paru

Rehabilitasi paru-paru atau fisioterapi dada bertujuan untuk mengajarkan pasien pola makan yang tepat, serta untuk memberikan dukungan secara emosional dan psikilogis.

4. Alat Bantu Napas

Jika gejala cukup serius, pasien harus menggunakan alat bantu napas berupa mesin ventilator. Ventilator adalah mesin pemompa udara untuk membantu pasien bernapas.

5. Operasi

Operasi dilakukan jika gejala PPOK tidak dapat diredakan dengan obat-obatan atau terapi. Jenis operasi yang dapat dilakukan antara lain:

    * Operasi pengurangan volume paru-paru

Operasi ini bertujuan untuk mengangkat sebagian dari bagian paru0paru yang sudah rusak sehingga jaringan paru-paru yang sehat bisa berkembang.

    * Transplantasi paru-paru

Transplantasi paru-paru adalah operasi pengangkatan paru-paru yang rusak untuk diganti dengan paru-paru sehat dari pendonor.

    * Bullektomi adalah operasi untuk mengangkat kantong udara (bullae) yang terbentuk akibat rusaknya alveolus, agar aliran udara menjadi lebih baik.

Komplikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis menyebabkan penderitanya sulit bernapas. Bila terus dibiarkan, penderita juga dapat mengalami komplikasi serius, seperti:

    * Gagal napas

    * Sleep apnea

    * Diabetes

    * Demensia

    * Hipertensi

    * Berat badan menurun secra drastis

    * Malnutrisi

    * Pneumonia

    * Kanker paru-paru

    * Atrial fibriasi

    * Gagal Jantung

Pencegahan Penyakit Paru Obstruktif 

PPOK merupkan penyakit yang dapat dicegah. Cara utama yang harus dilakukan adalah berhenti merokok dan hindari asap rokok. Jika anda perokok aktif, segeralah berhenti merokok agar anda dapat terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi dikemudain hari.

salam sehat untuk semua...

terimkasih...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

KENALI GEJALA PNEUMONIA ATAU RADANG PARU-PARU DAN CARA MENGOBATINYA

  Apa Itu Pneumonia (radang paru-paru)? Menurut UNICEF/WHO, radang paru-paru atau pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari infeksi akut da...