Apa Itu Pneumonia (radang paru-paru)?
Menurut UNICEF/WHO, radang paru-paru atau pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah secara spesifik memengaruhi paru-paru dan menyebabkan area tersebut dipenuhi dengan cairan, lendir atau nanah. Kondisi ini bisa membuat pasien mengalami sulit bernapas.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sebanyak 15 persen kematian anak-anak usia balita di seluruh dunia terkait dengan pneumonia. Meskipun demikian, pneumonia bisa menimpa orang dewasa dengan dampak yang lebih kurang sama.
Faktor Risiko dan Penyebab Pneumonia
Pneumonia tidak hanya bisa menimpa orang dewasa, pneumonia juga bisa menimpa anak-anak. Meskipun demikian, penyakit yang dikenal juga dengan sebutan paru-paru basah ini sangat rentan menyerag anak-anak dan lansia, terutama yang mengidap penyakit paru-paru kronis.
Berikut beberapa orang yang masuk dalam kategori paling berisiko terkena pneumnoia adalah:
* Perokok aktif
* Memiliki riwayat stroke
* Bayi berusia 0-2 tahun, dan lansia di atas usia 65 tahun
* Penggunaan obat-obatan tertentu yang menyebabkan masalah pada sistem imun, seperti steroid, konsumsi antibiotik dalam jangka panjang , dan lainnya
* Memiliki riwayat asma, gagal jantung, diabetes, HIV/AIDS, cystic fibrosis, dan penyakit kronis lainnya
* Sedang menjalani kemoterapi. Kondisi ini bisa membuat sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga virus dan bakteri mudah menyerang.
Mengenai penyebabnya, penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur. Sementara untuk orang dewasa, penyebab pneumonia paling sering terjadi karena bakteri.
Pneumonia juga bisa disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 atau yang dikenal dengan sebutan virus corona, penyebab COVID-19. Dibandingkan dengan kondisi lainnya, pneumonia akibat ifnfeksi virus corona jauh lebih berbahaya.
Jika mengalami gejala pneumonia, segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat untuk memastikan apakah pneumonia yang dialami terkait COVID-19 atau tidak.
Gejala Pneumonia
Pada dasarnya, gejala pneumonia hampir sama dengan masalh paru-paru lainnya, di antaranya batuk dengan intensitas tinggi dan disertai dahak. Selain itu, dilansir dalam Mayo Clinic, berikut beberapa gejala umumnya yang terjadi saat anda mengalami pneumonia:
* Demam tinggi, suhu tubuh mencapai lebih dari 38 derajat celcius
* Dada terasa sakit dan sulit bernapas
* Penurunan nafsu makan
* Berkeringat
* Menggigil
* Detak jantung terasa cepat
Selain gejala umum, ada juga gejala pneumonia lainnya yang cukup jarang terjadi namun bisa saja muncul sebagai gejala penyerta dari pneumonia adalah:
* Batuk disertai darah
* Nyeri sendi dan otot
* Lemas dan lelah
* Kepala sakit
* Mual dan muntah
Gejala tersebut umumnya akan terjadi selama 1-2 hari, tanpa penurunan gejala. Namun, kondisi ini bisa berbeda tergantung dari sistem kekebalan tubuh masing-masing.
Cara Mengobati Pneumonia
Cara mengobati pneumonia harus disesuaikan dengan penyebab utama serta tingkat keparahannya. Dalam kondisi yang tidak terlalu parah, pneumonia akibat infeksi infeksi bakteri bisa diatasi dengan pemberian antibiotik , baik lewat oral maupun cairan infus.
Sedangkan untuk pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus, cara pengobatannya bisa dengan mengkonsumsi obat anti virus, seperti zanamivir (ralenza) atau oesltamivir (Tamiflu).
Terkadang dokter akan memberikan beberapa obat tambahan untuk meringankan gejala pneumonia, seperti obat pereda nyeri, penurun panas, hingga obat batuk. Jika anda mengalami gejala sesak napas atau kesulitan bernapas, dokter akan memasangkan alat bantu napas atau ventilator.
Pneumonia tidak bisa dianggap enteng. Maka dari itu semua proses pengobtanya sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan pengawasan dokter spesialis paru. Hal ini dilakukan agar pasien bisa mendapatkan perawatan intensif, sekaligus mencegah risiko komplikasi yang lebih parah.
Lalu jika anda bukan penderita pneumonia, namun berada di daftar berisiko tinggi atau ada anggota keluarga yang mengalami pneumonia, lakukanlah beberapa upaya pencegahan berikut ini:
* Tingkatkan asupan nutrisi dengan konsumsi makanan sehat, terutama buah dan sayuran yang bersifat antiradang dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
* Jaga kebersihan diri dan lingkungan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan setelah pulang beraktivitas dari luar.
* Jauhi rokok, minuman beralkohol, dan juga jaga jarak dengan orang yang sedang sakit batuk, pilek, atau pasien pneumonia itu sendiri.
Selain itu, anda juga dapat mencegahnya dengan cara di vaksin. Dilansir dalam CDC, beberapa vaksin yang direkomendasikan untuk mencegah pneumonia adalah vaksin flu, PVC, cacar. Sementara untuk anak adalah pneumococcal conjgate vaccine (PVC13).
Sebagai alternatif, anda bisa memilih pneumococcal polysaccharide vaccine (PVC 23) yang bisa diberikan untuk semua usia, mulai dari 2-60 tahun. Beberapa vaksin mungkin perlu di ulang, jadi pastikan anda untuk meminta informasi yang detail kepada dokter.
Apa bila anda masih bingung harus melakukan vaksin pneumonia di mana, Fasilitas kesehatan terdekat adalah solusinya. Pastikan anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis paru, untuk memperoleh diagnosis dan penanganan medis yang secara cepat dan tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar