Rabu, 11 September 2024

KENALI GEJALA PNEUMONIA ATAU RADANG PARU-PARU DAN CARA MENGOBATINYA


 

Apa Itu Pneumonia (radang paru-paru)?

Menurut UNICEF/WHO, radang paru-paru atau pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah secara spesifik memengaruhi paru-paru dan menyebabkan area tersebut dipenuhi dengan cairan, lendir atau nanah. Kondisi ini bisa membuat pasien mengalami sulit bernapas.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sebanyak 15 persen kematian anak-anak usia balita di seluruh dunia terkait dengan pneumonia. Meskipun demikian, pneumonia bisa menimpa orang dewasa dengan dampak yang lebih kurang sama.

Faktor Risiko dan Penyebab Pneumonia

Pneumonia tidak hanya bisa menimpa orang dewasa, pneumonia juga bisa menimpa anak-anak. Meskipun demikian, penyakit yang dikenal juga dengan sebutan paru-paru basah ini sangat rentan menyerag anak-anak dan lansia, terutama yang mengidap penyakit paru-paru kronis.

Berikut beberapa orang yang masuk dalam kategori paling berisiko terkena pneumnoia adalah:

* Perokok aktif

* Memiliki riwayat stroke

* Bayi berusia 0-2 tahun, dan lansia di atas usia 65 tahun

* Penggunaan obat-obatan tertentu yang menyebabkan masalah pada sistem imun, seperti steroid, konsumsi antibiotik dalam jangka panjang , dan lainnya

* Memiliki riwayat asma, gagal jantung, diabetes, HIV/AIDS, cystic fibrosis, dan penyakit kronis lainnya

* Sedang menjalani kemoterapi. Kondisi ini bisa membuat sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga virus dan bakteri mudah menyerang.

Mengenai penyebabnya, penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur. Sementara untuk orang dewasa, penyebab pneumonia paling sering terjadi karena bakteri.

Pneumonia juga bisa disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 atau yang dikenal dengan sebutan virus corona, penyebab COVID-19. Dibandingkan dengan kondisi lainnya, pneumonia akibat ifnfeksi virus corona jauh lebih berbahaya.

Jika mengalami gejala pneumonia, segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit terdekat untuk memastikan apakah pneumonia yang dialami terkait COVID-19 atau tidak.

Gejala Pneumonia

Pada dasarnya, gejala pneumonia hampir sama dengan masalh paru-paru lainnya, di antaranya batuk dengan intensitas tinggi dan disertai dahak. Selain itu, dilansir dalam Mayo Clinic, berikut beberapa gejala umumnya yang terjadi saat anda mengalami pneumonia:

* Demam tinggi, suhu tubuh mencapai lebih dari 38 derajat celcius

* Dada terasa sakit dan sulit bernapas

* Penurunan nafsu makan

* Berkeringat

* Menggigil

* Detak jantung terasa cepat

Selain gejala umum, ada juga gejala pneumonia lainnya yang cukup jarang terjadi namun bisa saja muncul sebagai gejala penyerta dari pneumonia adalah:

* Batuk disertai darah

* Nyeri sendi dan otot

* Lemas dan lelah

* Kepala sakit

* Mual dan muntah

Gejala tersebut umumnya akan terjadi selama 1-2 hari, tanpa penurunan gejala. Namun, kondisi ini bisa berbeda tergantung dari sistem kekebalan tubuh masing-masing.

Cara Mengobati Pneumonia

Cara mengobati pneumonia harus disesuaikan dengan penyebab utama serta tingkat keparahannya. Dalam kondisi yang tidak terlalu parah, pneumonia akibat infeksi infeksi bakteri bisa diatasi dengan pemberian antibiotik , baik lewat oral maupun cairan infus.

Sedangkan untuk pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus, cara pengobatannya bisa dengan mengkonsumsi obat anti virus, seperti zanamivir (ralenza) atau oesltamivir (Tamiflu).

Terkadang dokter akan memberikan beberapa obat tambahan untuk meringankan gejala pneumonia, seperti obat pereda nyeri, penurun panas, hingga obat batuk. Jika anda mengalami gejala sesak napas atau kesulitan bernapas, dokter akan memasangkan alat bantu napas atau ventilator.

Pneumonia tidak bisa dianggap enteng. Maka dari itu semua proses pengobtanya sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan pengawasan dokter spesialis paru. Hal ini dilakukan agar pasien bisa mendapatkan perawatan intensif, sekaligus mencegah risiko komplikasi yang lebih parah.

Lalu jika anda bukan penderita pneumonia, namun berada di daftar berisiko tinggi atau ada anggota keluarga yang mengalami pneumonia, lakukanlah beberapa upaya pencegahan berikut ini:

* Tingkatkan asupan nutrisi dengan konsumsi makanan sehat, terutama buah dan sayuran yang bersifat antiradang dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

* Jaga kebersihan diri dan lingkungan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan setelah pulang beraktivitas dari luar.

* Jauhi rokok, minuman beralkohol, dan juga jaga jarak dengan orang yang sedang sakit batuk, pilek, atau pasien pneumonia itu sendiri.

Selain itu, anda juga dapat mencegahnya dengan cara di vaksin. Dilansir dalam CDC, beberapa vaksin yang direkomendasikan untuk mencegah pneumonia adalah vaksin flu, PVC, cacar. Sementara untuk anak adalah pneumococcal conjgate vaccine (PVC13).

Sebagai alternatif, anda bisa memilih pneumococcal polysaccharide vaccine (PVC 23) yang bisa diberikan untuk semua usia, mulai dari 2-60 tahun. Beberapa vaksin mungkin perlu di ulang, jadi pastikan anda untuk meminta informasi yang detail kepada dokter.

Apa bila anda masih bingung harus melakukan vaksin pneumonia di mana, Fasilitas kesehatan terdekat adalah solusinya. Pastikan anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis paru, untuk memperoleh diagnosis dan penanganan medis yang secara cepat dan tepat. 

Selasa, 10 September 2024

PENYAKIT LIVER - KENALI GEJALA DAN PENGOBATANNYA

 LIVER



Apa Itu Penyakit Liver?

Penyakit liver adalah penyakit yang mengganggu fungsi liver. Organ dengan nama lain hati ini merupakan organ penting yang ada di bawah tulang di sisi kanan perut. Ia berperan untuk mencerna makanan  dan membersihkan tubuh dari racun.

Namun, liver juga bisa terserang penyakit atau masalah. Penyakit ini bisa menurun secara genetik atau terjadi akibat berbagai faktor eksternal, seperti virus, penggunaan alkohol, dan obesitas.

Liver sebenarnya adalah satu-satunya organ dalam tubuh yang dapat dengan mudah mengganti sel yang rusak. Akan tetapi, jika sel-sel yang rusak terlalu banyak, ia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan tubuh.

Seiring waktu, kondisi yang merusak hati bisa menyebabkan jaringan parut (sirosis), yang bisa menyebabkan gagl hati yang merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Namun, pengobatan dini bisa memberi waktu bagi liver untuk sembuh.

Penyebab Penyakit Liver

Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab penyakit , antara lain:

* Infeksi Virus. Hingga saat ini ada 8 jenis virus hati, dan virus yang paling berbahaya adalah virus Hepatitis B (HVB) dan Hepatitis C (HCV).

* Masalah sistem kekebalan tubuh. Penyakit hati juga bisa terjadi akibat sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang organ tersebut.

* Penyakit bawaan. Beberapa masalah liver berkembang karena kondisi genetik (warisan atau turunan orang tua)

* Kanker. Ketika sel-sel abnormal berkembang pada liver, tumor bisa terbentuk. Tumor bisa jinak (non-kanker) maupun ganas (kanker hati).

* Jenis Penyakit Liver

Penyebab Penyakit Liver

Penyebab penyakit liver ini sangat beragam. Hingga saat ini, penyakit liver yang sudah teridentifikasi mencapai sekitar 100 jenis penyakit dengan penyabab yang berbeda-beda.

Berikut ini adalah beberapa penyebab penyakit liver berdasarkan jenisnya:

1. Penyakit terkait alkohol

Penyebab penyakit ini adalah kebiasaan mengonsumsi alkohol selama bertahun-tahun.

Alkohol bersifat toksik untuk sel-sel hati, terutama pada saat organ ini menyaring alkohol dari dalam darah, sel-sel hati dapat mengalami kematian.

Hati memiliki kamampuan regenerasi, namun jika seseorang terus menerus mengonsumsi alkohol, kemampuan regenerasinya dapat terganggu dan dapat menyebabkan kerusakan yang lebih serius dan berbahaya.

2. Non-alcoholic fatty liver

Kondisi ini kerap disebut juga perlemakan hati. Dalam kondisi normal, sel-sel hati seharusnya hanya mengandung sedikit lemak, tapi pada penyakit liver ini terapat penumpukan lemak yang berlebih di sel-sel hati.

3. Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit yang muncul akibat peradangan pada jaringan hati. Beberapa jenis hepatitis tergolong ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Sedangkan beberapa jenis lainnya merupakan hepatitis serius yang dapat berkembang menjadi sirosis, gagal hati, maupun kanker hati.

Hepatitis dapat terjadi secara akut maupun kronis. Penyebab terjadinya hepatistis sangat beragam, di antaranya adalah infeksi virus dan kondisi autoimun.

Jenis-jenis hepatitis meliputi hepatitis A, B, C, D, E, dan Hepatitis autoimun.

Jika kamu atau orang terdekat mengalami kondisi ini, segeralah berkonsultasi dengan dokter spesialis yang bisa membantu mengatasi penyakit Hepatitis.

4. Hepatitis toksik (toxic hepatitis)

Ini merupakan peradangan pada jaringan hati akibat tubuh terkena senyawa kimia beracun yang menyebabkan terjaidnya kerusakan jaringan hati.

Jenis-jenis racun yang dapat menyebabkan hepatitis toksik sangat beragam, baik itu berasal dari obat, suplemen makanan, atau zat kimia lainnya.

Sering kali gejala hepatitis toksik akan menghilang dengan sendirinya pada saat tubuh tudak lagi terpapar senyawa tersebut.

Namun, pada beberapa kasus, hepatitis toksik yang lebih serius dapat memicu terjadinya kerusakan jaringan hati secara permanen seperti sirosis dan gagal hati yang membahayakan nyawa.

Golongan obat antiinflamasi, penurun demam, dan penghilang rasa sakit jika konsumsi berlebihan dapat menjadi penyebabnya.

5. Penyakit liver kolestasis

Kolestasis terjadi akibat gangguan aliran empedu, baik karena berkurangnya cairan empedu maupun karena adanya hambatan pada saluran empedu.

Gangguan aliran empedu dapat menyebabkan penumpukan bilirubin di dalam darah.

Bilirubin merupakan produk sisa dari pengahancuran sel-sel darah merah dan harus dibuang melalui feses maupun urine.

6. Penyakit liver yang diturunkan (inherited liver diseas)

Penyakit hati atau liver ini disebabkan oleh kelainan genetik yang menyebabkan gangguan fungsi organ hati. Dua jenis penyebab penyakit liver genetik yang paling dikenal adalah hemokromatosis dan defisensi alfa-1 anitripsin.

7. Kanker hati

Kanker hati merupakan jenis kanker yang berawal dari organ hati. terdapat beberapa jenis kanker hati, yaitu hepatocellular carcinoma (HCC), hepatoblastoma, dan cholangiocarcinoma. HCC merupakan jenis kanker hati yang paling sering terjadi.

Faktor Risiko Penyakit Liver

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit liver, yaitu:

* memiliki berat badan berlebih atau obesitas

* mengonsusmi alkohol secara berlebih

* terpapar racun atau zat kimia tertentu

* menyalahgunakan NAPZA, terutama yang berbagi jarum suntik

* terpapar darah atau cairan tubuh orang lain

* sering berganti pasangan dalam hubungan seksual

* menjalani prosedur pemasangan tato permanen atau tidak

* menderita diabetes atau peningkatan kadar trigliserida

* memiliki keluarga yang menderita penyakit liver

Gejala Penyakit Liver

Gejala penyakit liver pada tiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada jenis dan penyebabnya. Namun, secara umum ada beberapa gejala yang bisa muncul akibat penyakit liver, yaitu:

* mual dan muntah

* nyeri perut

* penurunan nafsu makan

* penurunan gairah seksual (libido)

* rasa lelah yang berlebihan

* perubahan warna feses menjadi pucat atau kehitaman

* warna urine menjadi gelap

* kulit dan mata menjdai kuning atau penyakit kuning

* kulit terasa gatal

* pembengkakan di perut (asites)

* pembengakakan di kaki

Pada penyakit liver yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan pada jaringan hati (hepatitis), penderita dapat mengalami keluhan lain, seperti demam atau nyeri perut kanan atas.

Tahap Kerusakan Hati

Selain beberapa gejala yang telah disebutkan di atas, penderita penyakit liver akan mengalami penurunan fungsi hati sejalan dengan perkembangan penyakit liver itu sendiri. Beberapa tahapannya adalah:

Tahap 1

Penyakit liver pada tahap ini di tandai dengan adanya peradangan pada sel-sel hati. Kondisi ini menyebabkan jaringan hati menjadi lunak dan membengkak. Jika tidak di tangani dengan baik, peradangan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan hati.

Tahap 2

Pada tahap ini, liver mulai mengalami fibrosis, yaitu kondisi saat jaringan perut mulai tumbuh untuk menggantikan jaringan hati yang rusak. Pembentukan jaringan perut sebenarnya merupakan proses alami yang dilakukan tubuh untuk menyembuhkan luka. Namun, pembentukan fibrosis ini justru membuat hati tidak bisa berfungsi dengan baik.

Tahap 3

Tahap ini ditandai dengan terjadinya sirosis, yaitu kerusakan parah pada hati akibat penumpukan jaringan perut. Sirosis disebabkan oleh penyakit hati yang berlangsung lama.

Sirosis hati merupakan tahap akhir dari penyakit liver. Pada tahap ini, hati sudah tidak bosa berfungsi dengan baik. Kondisi ini akan ditandai dengan munculnya keluhan dan gejala yang lebih serius.

Tahap 4

Pada tahap ini, kerusakan hati sudah terjadi secara menyeluruh sehingga fungsi hati hilang secara keseluruhan. Tahap ini disebut juga dengan gagal hati. Kondisi ini dapat terjadi secara akut atau kronis.

Kerusakan hati yang sudah mencapai tahap akhir tidak bisa disembuhkan. Penderita umumnya memerlukan penanganan dan perawatan khusus. Salah satu penanganan yang dianjurkan pada tahap ini adalah transplantasi hati.

Kapan Harus ke Dokter?

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala gejala seperti di atas. Anda juga bisa disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter jika memiliki faktor atau kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit liver.

Segera ke dokter jika mengalami nyeri perut yang sangat parah, terlebih jika disertai dengan munculnya penyakit kuning dan demam. Jika anda sudah didiagnosis menderita penyakit liver, ikutilah terapi yang diberikan oleh dokter. Beberapa penyakit liver membutuhkan penanganan intensif.

Jika anda disarankan mengonsumsi obat-obatan tertentu, selalu ikuti anjuran dokter dan lakukan kontrol berkala untuk memantau kemajuan terapi dan ada tidaknya efek samping akibat penggunaan obat.

Diagnosis Penyakit Liver

Untuk mendiagnosis penyakit liver, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, serta riwayat kesehatan dan faktor risiko yang dimiliki pasien, seperti riwayat mengonsumsi obat-obatan sebelumnya atau jumlah alkohol yang dikonsumsi per harinya.

Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk melihat perubahan warna kulit dan mata, pembengkakan di perut dan kaki, serta ada tidaknya nyeri tekan di perut.

Untuk menentukan diagnosis, dokter perlu menemukan penyebab penyakit hati serta tingkat keparahan kondisinya. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan guna memastikan diagnosis adalah:

1. Tes Darah

Tes darah berguna untuk mengetahui kondisi peradangan yang terjadi pada hati dan fugsi organ hati. Beberapa jenis tes darah yang dapat dilakukan adalah:

    * Pemeriksaan fungsi hati, untuk mengetahui kadar protein, albumin, dan bilirubin dalam darah, kadar enzim, SGOT, SGPT, serta enzim GGT dan alkali fosfatase.

    * Hitung darah lengkap, untuk memeriksa penurunan sel darah merah , sel darah putih, dan trombosit.

    * Pemeriksaan INR (international normlized ratio), untuk melihat fungsi pembekuan darah.

    * Pemeriksaan kadar enzim lipase, untuk mendeteksi peradangan pada pankreas

    * Pemeriksaan kadar amonia, untuk menentukan apakah gangguan kesadaran terjadi akibat penumpukan ammonia yang umumnya terjadi pada gagal hati

* Pemeriksaan serologi, untuk memeriksa dan mendeteksi apakah penyakit hati disebabkan oleh infeksi virus, seperti A, B, C, atau D

2. Pemeriksaan Lain-lain

Selain tes darah, dokter dapat meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan berikut:

    * Pemindaian  dengan USG, CT scan, atau MRI, untuk mendapatkan gambaran organ hati dan organ yang ada disekitarnya secara jelas

    * Biopsi hati, untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan jaringan

    * Tes genetik, untuk mendiagnosis kelainan genetik yang mungkin menjadi penyebab terjadinya penyakit liver

Pengobatan Penyakit Liver

Pengobatan penyakit liver tergantung pada penyebab yang mendasarinya, tingkat keparahan, dan kondisi pasien. Penyakit liver yang terdeteksi pada tahap awal dan ditangani sejak dini memiliki potensi lebih besar untuk sembuh dibandingkan yang terdeteksi dan ditangani saat tahapnya sudah serius.

Secara umum, beberapa metode pengobatan penyakit liver adalah:

* Menjalani pola hidup sehat, seperti menurunkan berat badan, berhenti minum alkohol, dan menghindari konsumsi obat-obatan tanpa saran dokter

* Memperbanyak minum air putih, istirahat yang cukup, serta mengonsumsi maknan yang sehat , terutama untuk mengatasi hepatitis A

* Mengonsumsi obat diuretik dan diet rendah garam, untuk menangani sirosis

* Mnejalani operasi pengangkatan kantong empedu, untuk menangani batu empedu 

* Menjalani tranplantasi hati, untuk mengatasi kondisi yang telah mencapai tahap gagal hati

Komplikasi Penyakit Liver

Komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit liver tergantung pada penyebabnya. Beberapa penyakit dan kondisi yang bisa terjadi saat seseorang mengalami penyakit hati adalah:

* Perdarahan

* Infeksi

* Kekurangan gizi atau malnutrisi

* Berat badan menurun

* Penurunan fungsi kognitif

* Kanker hati




Jumat, 06 September 2024

APA ITU HERNIA, KETAHUI GEJALA DAN CARA PENGOBATANNYA


 

 

Hernia adalah kondisi ketika organ dalam tubuh menonjol melalui dinding otot atau jaringan disekitarnya, secara umum penyakit ini tidak berbahaya, tapi bisa berkembang menjadi masalah serius dan mengancam nyawa. Bila terkena hernia, kemungkinan besar anda akan membutuhkan operasi untuk penyembuhannya . Namun, tidak semua kasus hernia pasti memerluka operasi, tergantung kondisi dan gejala hernia itu sendiri dan gejalayang muncul. Hernia adalah penyakit yang sangat umum dijumpai dalam masyarakat.

Pengertian dan Jenis Hernia

Hernia terjadi ketika ada bagian dari organ internal yang menekan dan menembus otot atau jaringan ikat organ lain. Ketika otot atau jaringan ikat itu lemah atau robek sehingga ada bagian tertentu dari organ, terutama usus, yang menembusnya dan masuk ke area tubuh lain. Akibatnya, muncul tonjolan di bawah kulit yang disertai rasa sakit dan ketidaknyamanan. Kondisi ini umumnya terjadi di area perut dan selangkangan.

Jenis-Jenis Hernia 

Jenis-jenis hernia umumnya terbagi berdasarkan letaknya, yaitu:

1. Hernia Inguinalis, yang terjadi saat ada bagian usus atau jaringan lemak di rongga perut yang mencuat ke selangkangan. Ini merupakan jenis yang paling sering terjadi dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.

2. hernia Femoralis, yang terjadi saat ada jaringan lemak atau sebagian usus yang mencuat ke bagian atas paha bagian dalam. Risiko wanita untuk terkena penyakait ini lebih tinggi daripada pria.

3. hernia Umbilikus, yang terjadi pada saat ada jaringan lemak atau sebagian usus mendorong dan menonjol di dinding abdomen, dekat pusar. Jenis hernia ini besar dialami oleh bayi akibat lubang besar tali pusat yang tidak tertutup dengan sempurna setelah bayi lahir. Sedangkan pada orang dewasa, pemicunya adalah adanya tekanan berlebihan pada abdomen.

3. Hernia Insisi, yang terjadi saat ada jaringan yang mencuat lewat luka operasi yang belum sembuh pada abdomen. Jenis ini termasuk salah satu risiko komplikasi pada operasi bagian perut.

4. Hernia Hiatus, yang terjadi saat ada bagian lambung yang masuk lewat celah pada diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut) dan mencuat ke rongga dada. Meski terkadang tanpa gejala, nyeri ulu hati ( rasa sakit dan tidak nyaman pada dada yang biasanya muncul setelah makan) merupakan indikasi yang mungkin terjadi jika mengalami jenis ini.

5. Hernia Spigelian, yang terjadi saat ada sebagian usus mendorong jaringan ikat perut  dan menonjol di dinding perut depan kiri atau kanan bawah pusar.

Faktor-Faktor Risiko Hernia

Fakor-faktor risiko yang berkontribusi pada kondisi ini seperti:

* Lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.

* Sudah lanjut usia.

* Batuk kronis, kemungkinan karena peningkatan tekanan perut yang berulang.

* Cystic fibrosis.

* Kehamilan.

* Sembet kronis.

* kelebihan berat badan atau mengalami obesitas.

* Merokok, yang menyebabkan melemahnya jaringan ikat.

* Riwayat pribadi atau keluarga.

Rekomendasi Dokter Yang Bisa Bantu Mengatasi Hernia

Jika kamu atau anggota keluarga memiliki tanda dan gejala hernia, segeralah berbicara dengan dokter di Fasilitas Kesehatan terdekat.

Diagnosis

Dokter terlebih dalu akan melakukan pemeriksaan fisik. Selama pemeriksaan ini, dokter mungkin akan merasakan adanya tonjolan di daerah perut atau selangkangan yang membesar saat pengidap berdiri, batuk, atau mengejan.

Selanjutnya dokter akan menggunakan tes pencitraan untuk membantu diagnosis, yaitu berupa:

* USG perut (ultrasonografi).

* CT-scan perut

* MRI

* X-ray saluran pencernaan

* Endoskopi.

Pengobatan Hernia

Dalam kasus hernia umbilikalis pada anak, operasi mungkin direkomendasikan. Terutama jika ukurannya besar atau jika belum sembuh pada usia 4 hingga 5 tahun. Pada usia ini, seorang anak dapat terhindar dari komlikasi bedah.

Jika orang dewasa mengidap hernia umbilikalis, pembedahan biasanya dianjurkan karena kondisinya tidak akan membaik dengan sendirinya dan risiko komplikasi lebih tinggi.

Komplikasi

Komplikasi hernia inguinalis meliputi:

1. Tekanan pada jaringan di sekitarnya, kebanyakan hernia inguinalis membesar seiring waktu jika tidak ditangani dengan pembedahan. Pada pria, jika kondisi ini sudah membesar, maka ia dapat meluas ke skrotum, menyebabkan  rasa sakit dan bengkak.

2. Hernia Inkarserata. Jika isi hernia terperangkap di titik lemah dinding perut, isinya dapat menyumbat usus, menyebabkan rasa sakit yang parah, mual, muntah, dan ketidakmampuan untuk buang air besar atau buang gas.

3. Pencekikan. Hernia yang terperangkap atau dibiarkan dapat memotong aliran darah ke bagian usus. Pencekikan dapat menyebabkan kematian jaringan usus yang terkena. Jika tercekik, maka ia dapat mengancam jiwa dan membutuhkan pembedahan segera.

Pencegahan

Seseorang tidak dapat mencegah cacat bawaan yang membuatnya rentan terhadap kondisi ini. Namun, kamu dapat mengurangi ketegangan pada otot dan jaringan perut, misalnya dengan:

* Mempertahankan berat badan ideal yang sehat.

* Mengkonsumsi makanan berserat tinggi.

* Angkat benda dengan hati-hati atau hindari mengangkat beban berat. Jika harus mengangkat sesuatu yang berat, selalu tekuk dari lutut, bukan dari pinggang

* Berhenti merokok karena rokok sering menyebabkan batuk kronis yang dapat menyebabkan atau memperburuk hernia inguinalis.

 

Rabu, 04 September 2024

INFEKSI SALURAN KEMIH - Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

 

Gambar nyeri saat buang air

Apa Itu Infeksi Saluran Kemih (ISK)?

ISK atau Infeksi Saluran Kemih adalah kondisi di mana organ pada sistem kemih mengalami infeksi. Namun, paling sering terjadi di kandung kemih dan uretra.

Saluran kemih berfungsi untuk menyimpan sekaligus mengelola urine sebelum dikeluarkan oleh tubuh. Proses ini dimulai dengan penyaringan zat sisa dalam darah oleh ginjal kemudian dikeluarkan dalam bentuk urine. Selanjutnya, urine akan dikeluarkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Kemudian, ditampung oleh kandung kemih dan dibuang melalui saluran uretra.

Apabila seseorang mengalami infeksi saluran kemih, maka proses pengeluaran urine oleh tubuh menjadi terhambat sehingga pembuangan urine menjadi tidak normal.

Jenis Infeksi Saluran Kemih

Berdasarkan bagian yang terdeteksi, penyakit ISK terbagi menjadi dua jenis yaitu infeksi saluran kemih atas dan infeksi saluran kemih bawah.

1. Infeksi Saluran Kemih Atas

ISK atas adalah infeksi yang terjadi pada organ sistem kemih yang terletak sebelum kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter.

2. Infeksi Saluran Kemih Bawah

ISK bawah adalah infeksi pada saluran kemih bagian bawah, seperti kandung kemih dan uretra.

Penyebab Infeksi Salauran Kemih

Secara umum, penyebab infeksi saluran kemih adalah karena bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih melalui uretra, kemudian berkembang di kandung kemih. Bakteri yang paling sering menjadi penyebab infeksi saluran kemih adalah  E. coli. Namun, ada beberapa jenis bakteri lainnya juga seperti klebsiella, Pseudomonas, dan Staphylococcus saprophyticus.

Bakteri-bakteri tersebut dapat masuk melalui uretra ketika sedang buang air kecil. Bakteri ini akan menyebar ke atas hingga sampai pada ginjal dan kandung kemih. Apabila bakteri -bakteri itu bertahan pada area tersebut dan tumbuh, maka infeksi saluran kemih bisa terjadi.

Selain bakteri, penyebab ISK juga dapat dipicu oleh gangguan pada ginjal, seperti batu gainjal.

Gejala Infeksi Saluran Kemih

Pada kasus yang sering terjadi, gejala infeksi saluran kemih ditandai dengan rasa nyeri saat buang air, meningkatnya frekuensi buang air kecil, dan warna urine keruh disertai darah. Kondisi ini juga menyebabkan lapisan saluran kemih mengalami peradangan dan menjadi merah.

Selain beberapa tanda di atas, infeksi saluran kemih juga dapat disertai gejala seperti berikut:

    * Organ intim terasa terbakar saat buang kecil.

    * Punggung atau perut bagian bawah terasa nyeri dan tertekan.

    * Urine berbau menyengat.

    * Urine yang keluar sedikit.

    * Merasa lelah dan gemetar.

    * Demam dan menggigil.

Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih adalah kondisi yang rentan dialami oleh wanita. Hal ini karena wanita cendrung memiliki uretra lebih pendek daripada pria, sehingga bakteri lebih mudah sampai ke kandung kemih dan ginjal.

Namun, infeksi ini tetap bisa dialami oleh siapa saja. Beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko terkena infeksi saluran kemih adalah sebagai berikut:

    * Menopause

    * Aktif secara seksual

    * Memiliki kelainan saluran kemih

    * Masalah imun

    * Menggunakan kateter

    * Mengalami penyumbatan di saluran kemih

Diagnosa Infeksi Saluran Kemih

Cara mengatasi infeksi saluran kemih harus dimulai dengan menentukan diagnosis dari dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat. Adapun beberapa prosedur tes yang biasanya digunakan untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih adalah sebagai berikut:

1. Urinalisis

Urinalisis adalah prosedur yang dilakukan dengan menganalisis sampel urine untuk mengidentifikasi sel darah merah, sel darah putih, atau bakteri.

2. Kultur Urine

Prosedur ini bertujuan menentukan jenis bakteri agar dapat diberikan antibiotik yang tepat.

3. Tes Pencitraan

Dalam prosedur tes pencitraan, dokter akan merekomendasikan USG, CT scan atau MRI guna mengamati kondisi saluran kemih.

4. Sistoskopi

Sistoskopi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan peralatan medis khusus yang dimasukakn dari uretra untuk melihat ke dalam kandung kemih.

Cara Mengatasi Infeksi Saluran Kemih

Pengobatan infeksi saluran kemih umumnya dilakukan dengan memberi antibiotik pada pasien. Antibiotik berguna membunuh bakteri, sehingga infeksi akan berhenti. Pasien harus memastikan telah menghabiskan antibiotik yang diresepkan sebelumnya agar tubu tidak mengalami resistensi pada obat.

Agar pengobatan infeksi saluran kemih optimal, penderita juga disarankan untuk memperbanyak asupan air putih. Apabila pasien mengalami keluhan nyeri dan demam, biasanya dokter akan menyertakan resep obat untuk meredakan rasa nyeri dan penurun demam.

Jika gejala infeksi saluran kemih sering kambuh, misalnya sebanyak tiga kali dalam setahun, dokter akan memberikan rencana perawatan medis khusus, diantaranya:

    * Mengonsumsi antibiotik selama 1-2 hari apabila gejala kambuh.

    * mengonsumsi antibiotik dosis rendah dalam jangka waktu lebih lama untuk mencegah infeksi kambuh.

salam sehat untuk kita semua,,,

terimakasih....

Selasa, 03 September 2024

BATU GINJAL: Gejala, Penyebab dan Mengobati

 

Gambar Sakit Ginjal


Apa Itu Penyakit Batu Ginjal?

Penyakit batu ginjal atau istilah medisnya nefrolitiasis, adalah kondisi terbentuknya materi padat dan keras yang menyerupai batu pada ginjal. Batu tersebut berasal dari garam dan mineral di dalam ginjal. Masalah kesehatan ini bisa muncul di sepanjang saluran urine.

Batu ginjal muncul karena limbah yang berada didalam darah membentuk kristal dan menumpuk di bagian ginjal. Zat kimia yang bisa membentuk batu dan menyumbat saluran ginjal adalah asam oksalat dan kalsium. Seiring berjalannya waktu, kedua zat tersebut bisa semakin keras hingga seperti batu.

Setelah terbentuk atau memadat, batu bisa menetap ginjal atau berjaaln ke arah saluran  kemih. Terkdang, batu yang kecil dapat keluar melalui urine tanpa menimbulkan rasa sakit.

Namun, batu yang teralalu besar dapat menggangu cadangan urine di ginjal, ureter, kandung kemih, atau uretra. Hal ini yang membuat menimbulkan rasa sakit.

Peneyebab Penyakit Batu Ginjal

Hal yang menjadi penyebab batu ginjal adalah pembentukan batu ginjal. Ini terjadi karena saat urine mengandung lebih banyak zat pemebentuk kristal, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat, sehingga sulit untuk hancur oleh cairan dalam urine.

Pada saat yang sama, urine mungkin kekurangan zat yang mencegah kristal saling menempel, sehingga menciptakan tempat yang ideal untuk pembentukan batu ginjal.

Sementara itu, batu ginjal tidak akan selalu menetap di dalam organ ginjal alias bisa berpindah tempat. Jika ukurannya cendrung besar, batu ginjal akan cukup sulit untuk berpindah tempat sehingga memicu terjadinya iritasi pada saluran kemih.

Apabila kondisi tersebut bisa diketahui oleh dokter dan ditangani dengan baik sejak awal, maka risiko terjadinya kerusakan fungsi ginjal secara peranen pun bisa terhindari.

Faktor Risiko Penyakit Batu Ginjal

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena batu ginjal, yaitu:

* Riawayat keluarga dan medis: Jika seseorang dalam keluarga mengidap penyakit batu ginjal, kemungkinan besar kita juga akan terkena batu ginjal. Selain itu, jika kita sudah memiliki satu atua lebih batu ginjal, kita berisiko lebih tinggi mengembangkan yang lain.

* Usia: Sebagian besar penyakit batu ginjal pada orang-orang dengan rentang usia 30 tahun hingga 50 tahun.

* Dehidrasi: Tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Selain itu, ada banyak kondisi yang terjadi ketika tubuh mengalami dehidrasi.

* Asupan garam berlebih: Mengonsumsi makanan yang tinggi natrium (garam) dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal. Sebab, asupan garam berlebih meningkatkan jumlah kalsium yang disaring oleh ginjal.

* Kegemukan: Indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan penambahan berat badan berkaitan dengan peningkatan risiko batu ginjal.

Jenis-Jenis Batu Ginjal

Berikut adalah beberapa jenis batu ginjal yang perlu kita ketahui:

1. Batu Kalsium

Kebanyakan penyakit batu ginjal yang terjdai akibat batu kalsium,biasanya berupa kalsium oksalat. Oksalat adalah zat yang dibuat setiap hari oleh hati atau terserap dari makanan dan berbagai faktor lainnya. Batu kalsium juga dapat terjadi dalam bentuk kalsium fosfat.

2. Batu Struvit

Batu struvit juga dapat terbentuk sebagai respon terhadap infeksi saluran kemih. Batu-batu ini dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi cukup besar, terkadang bisa menimbulkan gejala tertentu dan menyebabkan gangguan.

3. Batu Asam Urat

Batu asam urat dapat terbentuk pada orang yang kehilangan terlalu banyak cairan. Kondisi ini terjadi karenadiare kronis atau malabsorpsi, mengonsumsi makanan tinggi protein, dan mengidap diabetes atau sindrom metbolik. Faktor genetik tertentu juga dapat menimbulkan risiko batu asam urat.

4. Batu Sistin

Batu ini terbentuk pada orang dengan kelainan herediter yang disebut cystinuri yang menyebabkan ginjal mengeluarkan terlalu banyak asam amino tertentu.

Gejala Penyakit Batu Ginjal

Batu ginjal biasanya tidak menimbulkan gejala sampai bergerak di dalam ginjal atau masuk ke salah satu ureter.

Ureter adalah saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.

Jika batu ginjal tersangkut di ureter, kondisi ini bisa menghalangi aliran urine hingga menyebabkan ginjal membengkak dan ureter kejang.

Pada saat itu, gejala batu ginjal uang bisa terjadi antara lain:

* Sakit parah dan tajam di bagian samping dan belakang, pada bawah tulang rusuk.

* Nyeri yang menjalar ke perut bagian bagian bawah dan selangkangan.

* Rasa sakit yang datang dalam gelombang dan intensitasnya berfluktuasi.

* Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.

Diagnosis Penyakit Batu Ginjal 

Untuk mendiagnosis batu ginjal, dokter akan melakukan wawancara medis terkait gejala riwayat kesehatan dan obat yang saat ini pengidap batu ginjal konsumsi.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti memeriksa bagian perut bagian bawah, pinggang atau selangkangan yang terasa nyeri.

Guna mendukung diagnosis, dokter juga akan melakukan tes lanjutan seperti:

* Tes urine. Bertujuan untuk mendeteksi endapan-endapan, peningkatan sel epitel, kandungan darah atau kristal tertentu di dalam urine.

* Tes darah. Pemeriksaan ini bermanfaat untuk memeriksa seberapa baik ginjal berfungsi, serta memeriksa kadar asam urat. Tak hanya dapat membantu deteksi batu ginjal, tes darah juga dapat mendeteksi sejumlah kondisi lainnya.

Pengobatan Batu Ginjal

Perawatan atau pengobatan batu ginjal akan bervariasi pada setiap pengidapnya. Sebab, pengobatan akan bergantung pada jenis batu ginjal dan keparahan gejalanya.

Untuk batu ginjal yang kecil, dokter akan menganjurkan pengidap kondisi ini untuk minum enam hingga delapan gelas air putih setiap hari untuk meningkatkan aliran urine.

Selain itu, pengidap batu ginjal yang mengalami dehidrasi yang parah mungkin membutuhkan cairan infus. Pilihan perawatan lainnya termasuk:

    * Konsumsi Obat

    * Percutaneous Nephrolithotomi (sayatan kecil pada punggung)

Senin, 02 September 2024

MENGENAL PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK) DAN PENGOBATANYA

Gambar Menggunakan alat bantu pernapasan

 


Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada paru-paru yang berlangsung dalam jangka panjang. PPOK umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek). PPOK merupakan penyakit yang sering terjadi pada perokok aktif dan perokok pasif.

Dua kondisi ini yang paling sering berkembang menjadi PPOK adalah bronkitis kronis dan emfisema. Pada bronkitis kronis, kerusakan terjadi pada saluran pernapasan (bronkus). Sedangkan pada emfisema, kerusakan terjadi pada kantung paru-paru.

PPOK atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD) lebih sering menyerang orang yang usia paruh baya yang merokok. seiring waktu, penyakit ini akan memburuk dan berisiko menyebabkan penderitanya terkena penyakit jantung dan kanker paru-paru.

Selain itu, penyakit paru obstruktif kronis juga meningkatkan risiko penderitanya terkena COVID-19. Menurut sebuah penelitian, penderita PPOK memiliki risiko 5 kali lipat lebih tinggi terkena COVID-19 daripada orang yang tidak menderita PPOK.

Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis terjadi ketika saluran pernapasan dan paru-paru rusak serta mengalami peradangan. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ini antara lain:

    * Memiliki kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok (perokok pasif)

    * Terpapar polusi udara, misalnya dari debu jalanan, asap dari kendaraan, atau asap pabrik dan industri, bahkan sebagai salah satu efek dari global warming

    * Menderita penyakit asma, tuberkulosis, infeksi HIV, dan kelainan genetik yang menyebabkan kekurangan protein alpha-1-antitrypsin(AAT)

    * Memiliki keluarga denga riwayat PPOK

    * Berusia 40 tahun

Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis

PPOK berkembang secara perlahan dan tidak menunjukan gejala khusus pada tahap awal. Gejalanya baru muncul setalah bertahun-tahun ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru.

Sejumlah gejala yang biasanya dialami oleh penderita PPOK adalah:

    * Napas tersengal-sengal, terutama saat melakuka aktivitas fisik berlebih.

    * Batuk tidak kunjung sembuh yang disertai dahak

    * Berat badan menurun

    * Mengi (bengek)

    * Nyeri dada

    * Lemas

    * Pembengkakan di tungkai

Kapan Harus ke Dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter apabila mengalami gejala di atas, terutama jika disertai dengan keluhan sebagai berikut:

    * Demam

    * Jantung berdebar-debar

    * Bibir dan ujung jari berwarna kebiruan

    * Napas tersengal sampai tidak bisa berbicara

    * Linglung dan sulit berkonsentrasi

Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pada pasien, termasuk mencari tahu faktor pemicu yang mempengaruhi PPOK. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada paru-paru dengan menggunakan stetoskop.

Untuk memastika diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang di bawah ini:

    * Tes fungsi paru-paru, (spirometri), untuk mengukur volume udara yang dihirup dan dikeluarkan oleh pasien, serta untuk mengetahui apakah paru-paru dapat mengirimkan oksigen dalam jumlah cukup ke dalam darah.

    * Tes darah, untuk mengukur kadar protein alpha-1-antitrypsin dalam darah dan menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit lain, seperti anemia atau polisitemia.

    * Analisis gas darah arteri, untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah.

    * Pemindaian dengan foto Rontgen dan CT scan, untuk mendeteksi emfisema atau gangguan lain di paru-paru.

Selain tes-tes di atas, dokter juga dapat melakuka pemeriksaan lain untuk menentukan tingkat keparahan PPOK yang diderita pasien. Pemeriksaan tersebut dapat berupa:

    * Elektrokardiogram (EKG) DAN USG jantung (ekokardiogram), untuk memeriksa konduksi listrik dan struktur jantung.

    * Tes sampel dahak, untuk mendeteksi kemungkinan adanya infeksi bakteri atau jamur.

Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis belum bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, dokter dapat melakukan pengobatan untuk membantu meredakan gejala dan menghambat perkembangan penyakit ini. Tujuannya adalah agar pasien bisa beraktivitas dengan normal.

Berikut ini adalah beberapa metode penanganan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK):

1. Obat-obatan

Obat yang biasanya digunakan untuk meredakan gejala PPOK adalah obat hirup (inhaler) berupa:

    * Bronkodilator, seperti umeclidinium, aclidinium, salbutamol.

    * Kortikosteroid, seperti fluticasone dan budesonide

Tergantung pada kondisi pasien, dokter dapat meresepkan obat-obatan di atas sebagai obat tunggal atau obat kombinasi.

Jika obat hirup belum dapat meredakan gejala PPOK, dokter akan meresepkan obat minum berupa kapsul atau tablet, seperti:

    * Teofilin, untuk mengurangi pembengkakan di saluran napas.

    * Mukolitik, seperti ambroxol

    * Penghambat enzim fosfodiesterase-4, seperti roflumilast, untuk melegakan saluran napas.

    * Kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan di saluran pernapasan.

    * Antibiotik, jika terdapat tanda-tanda infeksi paru.

2. Terapi Oksigen

Terapi oksigen ini bertujuan untuk memberikan pasokan oksigen ke paru-paru dengan menggunakan tabung oksigen yang portable yang bisa dibawa kemana aja.

3. Rehabilitasi Paru

Rehabilitasi paru-paru atau fisioterapi dada bertujuan untuk mengajarkan pasien pola makan yang tepat, serta untuk memberikan dukungan secara emosional dan psikilogis.

4. Alat Bantu Napas

Jika gejala cukup serius, pasien harus menggunakan alat bantu napas berupa mesin ventilator. Ventilator adalah mesin pemompa udara untuk membantu pasien bernapas.

5. Operasi

Operasi dilakukan jika gejala PPOK tidak dapat diredakan dengan obat-obatan atau terapi. Jenis operasi yang dapat dilakukan antara lain:

    * Operasi pengurangan volume paru-paru

Operasi ini bertujuan untuk mengangkat sebagian dari bagian paru0paru yang sudah rusak sehingga jaringan paru-paru yang sehat bisa berkembang.

    * Transplantasi paru-paru

Transplantasi paru-paru adalah operasi pengangkatan paru-paru yang rusak untuk diganti dengan paru-paru sehat dari pendonor.

    * Bullektomi adalah operasi untuk mengangkat kantong udara (bullae) yang terbentuk akibat rusaknya alveolus, agar aliran udara menjadi lebih baik.

Komplikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis menyebabkan penderitanya sulit bernapas. Bila terus dibiarkan, penderita juga dapat mengalami komplikasi serius, seperti:

    * Gagal napas

    * Sleep apnea

    * Diabetes

    * Demensia

    * Hipertensi

    * Berat badan menurun secra drastis

    * Malnutrisi

    * Pneumonia

    * Kanker paru-paru

    * Atrial fibriasi

    * Gagal Jantung

Pencegahan Penyakit Paru Obstruktif 

PPOK merupkan penyakit yang dapat dicegah. Cara utama yang harus dilakukan adalah berhenti merokok dan hindari asap rokok. Jika anda perokok aktif, segeralah berhenti merokok agar anda dapat terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi dikemudain hari.

salam sehat untuk semua...

terimkasih...

Sabtu, 31 Agustus 2024

PENYAKIT ASMA , GEJALA, PENYEBAB, FAKTOR RISIKO , DAN PENGOBATAN

 

Gambar. pemberian obat asma

Apa Itu Asma?

Asma adalah salah satu masalah paru-paru yang membuat pengidapnya kesulitan bernapas akibat peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan.

Tak hanya kesulitan bernapas, asma juga bisa menyebabkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada.

Saluran pernapasan pada pengidap asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang lain tanpa asma.

Ketika paru-paru teritasi akibat zat pemicu (asap rokok, debu, bulu binatang, dll). Maka otot-otot saluran pernapasan pada pengidapnya menjadi kaku dan menyempit.

Gejala Asma

Seseorang yang mengidap asma bisa mengalami beragam gejala, seperti:

    * Sesak dada

    * Batuk, terutama pada malam hari atau saat cuaca dingin.

    * Mengi, yang menyebabkan suara siulan saat mengeluarkan napas.

Pola gejala pada setiap pengidap asma pun bisa berbeda-beda. Meski begitu, pola gejalanya  yang paling umum yaitu:

    * Datang dan pergi seiring waktu atau dalam hari yang sama.

    * Mulai memburuk dengan infeksi virus , seperti pilek.

    * Dipicu oleh olahraga , alergi, udara dingin, atau hiperventilasi karena tertawa atau menangis.

    * Lebih buruk dimalam hari atau pagi hari.

Ketahuilah lebih lanjut penjelasan mengenai gejala asma dari dokter atau tenaga medis lainnya.

Faktor Risiko Asma

Bakteri yang berasal dari debu sering menjadi pemicu utama penyakit asma.

Bakteri tersebut bernama endotoxin yang umumnya berada pada parkakas rumah, terutama dikamar tidur yang menimbulkan gejala asma.

Faktor risiko lain yang dapat memicu penyakit asma, antara lain:

    * Rokok

    * Bulu binatang

    * Udara dingin

    * Infeksi virus

    * Paparan zat kimia

    * Akitivitas fisik

    * Infeksi paru-paru dan saluran pernapasan

    * Pekerjaan tertentu seperti tukang las, kayu, atau pekerja pabrik tekstil

    * Alergi makanan, seperti kacang-kacangan

Penyebab Asma

Asma adalah jenis penyakit yang dapat menimpa kepada siapa saja atau lebih tepatnya semua golongan usia.

Kondisi ini paling sering disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingiin, aktivitas fisik berlebih, virus sampai paparan kimia.

Namun, hingga kini penyebab utama asma belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, pengidap penyakit asma terbukti memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif.

Ketika paru-paru terkena iritasi, maka otot saluran  pernapasan jadi kaku dan menyempit . Kemudian, produksi dahak meningkat , sehingga membuat pengidapnya kesulitan bernafas.

Pada anak-anak, gejala asma akan hilang dengan sendirinya saat memasuki usia remaja.

Namun, anak-anak yang memiliki gejala asma cukup berat, kondisinya bisa bertahan atau muncul kembali di masa mendatang.

Diagnosis Asma 

Di tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis (anamnese) dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.

Perlu kita ketahui bahwadiagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada, dan variabilitas yang berkaitan dengan cuaca.

Untuk membantu menegakkan diagnosis asma, dokter mungkin perlu melakukan beberapa pemeriksaan penunjang,

Contohnya, faal paru dengan alat spirometer. Pengukuran faal paru digunakan untuk menilai:

    * Obstruksi jalan napas

    * Reversibiliti kelainan faal paru

    * Variabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperes-ponsif jalan napas

Ada pula beberapa tes lainnya untuk membantu dokter untuk mendiagnosis asma, yaitu:

    * Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter

    * Uji reversibilitas

    * Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada atau tidak adanya hiperaktivitas bronkus

    * Uji alergi untuk menilai ada atau tidaknya alergi

    * Foto torak, untuk menyingkirkan penyakit selain asma

Pengobatan Asma

Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pengobatan asma, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh.

Oleh karenaitu, pengidap asma perlu disiplin menjalani pengobatan dengan dokter agar asma tetap terkendali.

Disamping melakukan pengobatan, pengidap asma juga harus menghindari dari hal-hal yang memicu kekambuhan.

Biasanya, dokter merekomendasikan inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma muncul.

Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menyebakan efek samping bagi pengguna.

Apabila terjadi serangan asma dengan gejala yang semakin parah, meskipun sudah melakukan penanganan dengan inhaler maupun obat , maka perlu tindakan medis di Rumah Sakit.

Pasalnya, asma juga dapat membahayakan nyawa bagi orang pengidapnya.

Pencegahan Asma

Masalah paru yang satu ini adalah jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat.

Selain itu, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut:

    * Mengenali dan menghindari pemicu asma

    * Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter

    * Melakukan langkah pengobatan yang lengkap dan tepat dengan mengenali penyebab asma

    * Menggunakan obat-obatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur

    * Memonitor kondisi saluran pernapasan

Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler juga bisa berisiko meningkatkan reaksi asma.

Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikannya dengan dokter, supaya rencana penanganan asma disesuaikan dengan kebutuhan .

Vaksinasi flu dan pneumonia juga disarankan untuk pengidap asma untuk mencegah komplikasi berbahaya yang berkaitan dengan pernapasan.

salam sehat untuk kita semua...

terimakasih...


Featured Post

KENALI GEJALA PNEUMONIA ATAU RADANG PARU-PARU DAN CARA MENGOBATINYA

  Apa Itu Pneumonia (radang paru-paru)? Menurut UNICEF/WHO, radang paru-paru atau pneumonia adalah sakit yang terbentuk dari infeksi akut da...